Pagi itu di sekolah ku sedang ada acara pembagian hadiah, yang beberapa hari sebelum nya telah di adakan lomba membaca puisi, dan Balapan (berbalas Pantun) sempena menyambut dan memperingati hari sumpah pemuda, pelaksanaan ini dikomandoi oleh WakaHumaRumpis.(wakil kepala hubungan Masyarakat dan Rumpun Keislaman) Mudasir Namanya singkatan dari "Muda banyak yang Naksir"...wkwkw....
Masing-masing Kelas berkesempatan untuk menampilkan yang terbaik dari setiap cabang yang di lombakan, undian ke 5 nampil puisi, dengan membaca selembar puisi, yang mendayu, dan menggereget sehingga membuat bulu kuduk dewan juri merinding, selesai tampil salah seorang juri mengomentari, " Puisi nya Bagus tapi pakek baca".....
Sahabat pembaca, kita sering terbelenggu dengan kebiasaan yang kurang tepat, pertama kita sudah memuji dengan sempurna namun masih ada kata "Tapi" yang itu pada hakikat nya adalah membatalkan pujian kita di awal, ke Dua, tidak ada yang salah pada peserta nomor 5 ketika ia berpuisi dengan membaca, karena judul kita adalah "Membaca Puisi" Bukan menghafal Puisi.
Perlombaan pun selesai, dengan semua peserta merasakan bahagia, karena perlombaannya terlaksana dengan sukses dan komplit ya itu ada yang menang dan ada yang kalah..🤣🤣 yang menang dapat hadiah dan penghargaan, yang kalah juga dapat hadiah berupa bungkusan yang berisi kerupuk, roti, dan permen, acara berlangsung dan selesai dengan meriah.
Setelah pembagian hadiah selesai, anak-anak pun kembali ke kelas, dengan merayakan kemenagan dan kekalahan, mereka bersuka Ria, ternyata kalah nya juga di rayakan, bagaimana menang Nya. itulah dunia mereka selalu ada cara bagaimana untuk membahagiakan diri dalam kekalahan, ada yang membuka bungkusan bareng-bareng, (Jawa) ada juga yang menunggu wali kelas nya tiba di kelas masing-masing, bentuk kebersamaan itu selalu ada dalam dunia mereka, itulah indah nya masa-masa sekolah, tiada Masa paling indah, kata *Obbie Messakh*.
Dalam kesibukan para siswa membuka dan membagi-bagikan isi bungkusan berwarna coklat padi itu, saya pun masuk kelas dan mengucapkan salam, mereka menyambut dengan semangat dan meriah, padahal kelas yang saya masuk adalah kelas yang kalah dalam perlombaan 🤭🤭.
Saya hanya bercerita sambil menikmati jajanan kaki lima itu tapi terasa jajanan bintang lima, karena saya menikmati bersama calon orang-orang hebat dimasa depan, ternyata untuk bahagia itu tidak harus menunggu seperti apa yang kita inginkan, tapi cukup punya apa yang kita butuhkan.
Tanpa terasa kebersamaan kami di kelas heboh itu sudah 1,5 jam berlalu, saya pun Pamit, setiba di kantor, saya dapat pertanyaan menarik dari rekan sejawat, yang jauh lebih senior dari saya, " bapak masuk,....anak-anak bisa fokus...?"..
"Tidak..." Jawab saya sambil tersenyum"...
"Jadi bagaimana bapak masuk kalau anak tidak fokus,...." Rekan saya kembali bertanya....
Ternyata yang perlu fokus itu bukan anak-anak, tapi Guru la yang harus fokus bagaimana mengkondisikan suasana ribut menjadi menyenangkan, biarkan mereka tetap bergembira dan kita juga bisa merayakan.
Terimkasih para Guru Ku, dan bahagialah para Murid ku, FOKUS adalah cara tepat untuk mencari solusi.
Fokus sama yang di tengah...
BalasHapus