Hari ini saya bahagia sekali melihat sahabat-sahabt saya kumpul bertemu walau tak semua, bisa saling canda dan Ria, mereka orang-orang yang hebat, ada 1000 cerita dan 1000 luka, pernah terjadi dan menggores hati.
tapi yang membuat saya bahagia adalah kebersamaan yang sejak 15 tahun silam kami bangun dan rajut, sehingga menjadi persahabat yang tersimpul ibarat pintalan tali tambang yang saling menguatkan.
Pertemuan ini adalah ketentuan yang tidak bisa di ingkari, walau sebagai penghantar nya adalah kepiluan, musibah kecelakaan yang menimpa Hanafi itu, membuat hati-hati yang terpisah jarak dan tempat itu kembali menyatu, dengan membawa ragam cerita dan Rasa. Ternyata tak semua musibah itu memilukan, ini lah bukti dari Firman Allah "Innama'al US Riusra" (ada kemudahan bersama kesulitan).
Ada sahabat Kasim sebagai komando dari pasukan ini, yang rela mengorbankan waktu dinas nya demi merajut kembali rasa persahabatan dan mengobati rasa Rindu kami semua, sehat selalu dan berkah untuk Kasim.
Ada bang Depi, dulu pengusaha Mebel, ia sukses dalam bidang nya, yang sekarang sedang mendalami ilmu agama, sepertinya. Karena terlihat dari jenggot nya sudah mulai panjang dan jambang yang melebar, dan lebih tawadhu dari sebelum nya, ia pamit duluan karena ada perkara penting di perusahan nya.
Mbak Ipah, tidak ketinggalan, ibuk bagi kami semua, karena sifat keibuan nya membuat kami merasa bahagia dan senang, dulu setiap berkunjung kerumah nya selalu di masakan daun ubi rebus dan sambel sardin, saya masih ingat makan berdua berpiring daun pisang dan tambahan lauk ikan Asin, sudah cukup sebagai obat perut yang keroncongan.
Pawitra Sari, anak bungsu dari dua bersaudara itu, terkenal dengan kesabaran dan ketabahan nya, tidak pernah marah dan selalu tersenyum dalam menghadapi apapun corak kehidupan, dan sampai sekarang pun masih tetap selalu tersenyum, semoga senyuman nya itu selalu mengantarkan bahagia dan berkah nya hidup bersama keluarga.
Safitri juga hadir dalam pertemuan itu, beliau adalah seorang ibuk rumah tangga yang sukses, ibuk muda dari satu anak itu ibarat rotan yang tak patah ketika di lentur, artinya cobaan dalam hidup nya lumayan pahit tapi tak sepahit empedu, hee...buktinya dia masih bisa tertawa lepas ketika bersama sahabat-sahabatnya, lara dan perih dalam hidup nya tak terlihat sama sekali, walau pernah kehilangan orang nomor 1 dalan hidupnya, ia ibarat menagis di tengah deras nya hujan, walau bercucur air mata namun tak kelihatan, semangat terus buat Safitri sahabat ku, hidup masih panjang dan dunia belum berakhir.
Masih ada sismaini, Islidawati, Jasmani (tidak kelihatan), Sahir muncul di akhir pertemuan saat semua pada ngumpul di taman pinggir laut itu, sudah persis polisi India yang datang saat adegan sudah selesai..😂🤣..
Saya akan narasikan lagi di part 2, karena jarinya mau dipakai untuk buat narasi berita di jurnal tugas kuliah, hee...
Sehat selalu sahabat ku...insyallah dilain waktu dan kesempatan kita bisa jumpa dan kumpul kembali, walau saya tidak hadir tapi nyimak lewat talian WhatsApp...🤫🤣🤣..ya cukup la sebagai pengobat rasa rindu, cerita sahabat itu ibarat air yang tak putus walau di cincang.
Berbeda dengan cerita cinta dan asmara akan kandas ketika tak lagi bersama.
CLBK..cinta lama buang ke laut..🤭🤭
BalasHapus