motivasi dan informasi
Hari ini aktifitas lumayan padat, setelah 10 hari menyibukan diri di imigrasi, lanjut perjalanan melewati laut dan darat, mengikuti deras nya arus saya meninggalkan kota kecil yang di kelilingi air itu, semalaman penuh berada di kapal lagendaris, orang-orang kampung ku menyebutnya kapal Tetanik sangking lagendaris nya.
Sesampainya di ibu kota Negeri Melayu itu saya langsung melanjutkan belajar di kampus yang sudah melahirkan ribuan cendekiawan, meski hanya beberapa jam saja tapi samudra ilmu pengetahuan dari para dosen tidak mampu saya arungi.
Di sore hari nya saya kembali ke kota kecil yang selalu melambai-lambai itu, yang membuat saya tidak bisa lama meninggalkan kota yang dikelilingi air, karena disanalah saya dilahirkan dan menata kehidupan bersama keluarga.
Kembali ke pelabuhan yang sama, sambil menunggu kapal lagendaris itu melawan deras nya arus sungai Siak di pelabuhan Tanjung datuk, saya sempat kan waktu untuk belajar dari sebuah pengalaman seorang ibuk-ibuk yang sudah renta, namun semangat ikhtiar melebihi saya yang jauh muda di bandingkan Dia.
" Bagaimana buk jualan hari ini banyak yang laku Ndak daganganya.." tanyaku dengan polos....
"Alhamdulillah...cukuplah untuk membeli beras,..nama nya juga usaha nak..." Jawab sang ibu penuh dengan kejujuran dan harapan ada rezeki tambahnya dari setiap penumpang di sore itu, .
Ternyata ibuk ini sudah lebih dari dua puluh tahun jualan keliling sambil Meng Gendong dagangannya dan mengumpulkan keuntungan seribu, sampai dua ribu Rupiah dari setiap dagangan yang laku.
Alhamdulillah beliau tidak pernah mengeluh, dapat Rezki sedikit cukup untuk mensekolahkan putra/putri nya menjadi sarjana, " setiap rezeki dari Allah yang di berikan kepada kita itu sudah di Takar dan tidak akan Ter Tukar, Yang penting Iktiar"... Kalimat ini diberikan kepada saya dengan yakin, dan saya pun mengangguk kan kepala.
Nasihat ini sangat bermakna, mengajar kan saya untuk lebih bersyukur atas nikmat yang di nikmati, ibuk-ibuk ini sehat terus, jarang sakit, karena ikhlas nya melayani para penumpang dengan daganganya nasi bungkus, Aqua, dan wafer wafello, saya lihat juga ada kacang kulit yang di bungkus rapi dalam plastik transparan yang jumlah nya sekitar sepuluh sampai lima belas biji, saya tanya " ini di jual buk...?" Tidaaak sayang.....ini untuk di sedakah kan kepada penumpang yang mau.."... jawab nya sambil membolak balikan plastik dalam tas asongan nya.
Saya menjadi terharu, dengan keras nya perjuangan hidup, saingan antar pedangang yang banyak membuat ibuk ini punya metode tersendiri dalam mencari Rezki dan menggapai berkah, "ini kalau di berikan sama anak-anak paling suka ini buk, canda saya dalam memecahkan suasana"... E...dengan sepontan ibuk ini mengulurkan sebungkus kacang kulit untuk saya,..
Saya pun ikhlas menerima, dan kami nikmati bersama saya kebagian Tujuh biji ,dan ibuk ini hanya makan Tiga Biji,...
La..kok saya lebih banyak...karena anak kan jauh perjalanannya....tutup ibuk ini dan saya pun tertawa..... Sambil memungut kulit kacang yang jatuh..untuk disimpan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar